Teknik Budidaya Kakao Agar Hasil Melimpah Dengan Pupuk Organik Nasa

Panduan Budidaya Kakao Agar Hasil Melimpah dengan Pupuk Organik – Tanaman Kakao termasuk tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon. Tumbuh di alam bebas bisa mencapai ketinggian 10 m. Namun jika dalam pembudidayaan tingginya dihasilkan tak lebih dari 5 m namun dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini ditujukan untuk memperbanyak cabang produktif.

Proses Pertumbuhan Kakao

Bunga kakao, seperti anggota Sterculiaceae lainnya, keluar seketika dari batang (cauliflorous). Bunga sempurna berukuran kecil (garis tengah maksimum 3cm), tunggal, namun nampak terangkai karena kerap kali sejumlah bunga timbul dari satu titik tunas. Penyerbukan bunga dikerjakan oleh serangga khususnya lalat kecil (midge) Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona yang umumnya terjadi pada malam hari. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat sampai memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah umumnya berwarna kuning. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari..

Teknik Budidaya Bawang Merah Dapat Meningkat Dengan Pupuk NASA

Panduan Budidaya Kakao yang pertama yaitu pembibitan tanaman kakao

  • Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok, Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan.
  • Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari.
  • Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan.
  • Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag.
  • Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag.
  • Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%
  • Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm.
  • Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak.
  • Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari.
  • Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal.
  • Siramkan POC NASA dengan dosis 0,5 – 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali.
  • Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan.
  • Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon.

Catatan (Panduan Budidaya Kakao)

Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPER NASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.Jika tanaman sudah produksi maka SUPER NASA diganti dengan POWER NUTRITION dengan dosis yang sama. Jika lahan sekala luas,dan penyiraman dinilai merepotkan dan menambah biaya,maka SUPER NASA maupun POWER NUTRITION bisa dicampur pupuk kimia dan disebarkan merata ke lahan.

Pengendalian Hama dan Penyakit sebagai bagian dari Panduan Budidaya Kakao

  1. Ulat kilan ( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA dosis 5 – 10 cc / liter.
  2. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
  3. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih bergantikarena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
  4. Kutu – kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
  5. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
  6. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

Hasil Kakao Melimpah dengan Panduang Budidaya Kakao dengan produk Pertanian NASA

Kesaksian Salah satu pengguna Produk Pertanian NASA yaitu Pak Asep (Petani Kakao), di Kampung Kertasari, Desa Sinar Baru, Kec. Sukoharjo, Kab. Tanggamus, Lampung.

Beliau mengatakan banyak manfaat didapatkan setelah menggunakan produk pertanian NASA. Sebagai contoh saja interval panen kakao sebelum menggunakan produk NASA setahun hanya 5 kali panen sudah habis. Setelah menggunakan produk NASA hampir tiap minggu sepanjang tahun panen terus menerus tanpa henti. (Bahkan setiap 3 hari sekali panen 25 Kg keriang siap jual).

BACA JUGA : CARA BUDIDAYA TERNAK LELE MENGGUNAKAN PRODUK NASA

Selain itu kelebihan/keuntungan produk NASA diantaranya : 1) Buah kakao tidak pernah berhenti berbuah seperti tidak kenal musim, sepanjang tahun terus menerus. 2) Helopeltis (hama penyakit tanaman kakao) bisa ditekan/dikendalikan dengan menggunakan PESTONA hingga mencapai 60% (Serangan hama penyakit berbahaya sudah tidak dapat dikendalikan lagi dengan pestisida kimia, selain itu juga tanaman menjadi tidak sehat). 3) Untuk serangan penggerek batang kakao juga bisa dikendalikan dengan menggunakan PESTONA + HORMONIK + AERO 810. 4) Setelah menggunakan Power Nutrition dan SUPERNASA, panen kakao dapat terus menerus tidak mengenal musim.

Demikianlah Panduan budidaya kakao dengan menggunakan produk organik NASA semoga bermanfaat.

Untuk Info & Pemesanan dapat menghubungi Distributor Resmi NASA (Meisan) di

0896-0331-6087

Atau

Ingin Mendapatkan Produk Nasa dengan diskon hingga 50% dan peluang bisnisnya ? Yuk bergabung dengan menjadi Member Bisnis NASA dan dapatkan penghasilan tambahan jangka panjang. Pendaftaran Silahkan Klik link Bawah ini :

Artikel Selanjutnya : Produk NASA TANGGUH Probiotik Meningkatkan Hasil Budidaya Ternak